Sandy Cay adalah sebuah gugusan terumbu karang kecil yang terletak di Laut China Selatan, tepatnya di Kepulauan Spratly. Letaknya yang strategis, hanya sekitar 2,5 mil laut dari Pulau Thitu (Pag-asa) yang dikuasai Filipina, menjadikannya area yang sangat sensitif secara geopolitik.

Sandy Cay Sejarah dan Status Geografis
Sandy Cay terdiri dari beberapa terumbu karang dangkal dan sandbank yang dinamis. Meskipun tidak ada penduduk tetap di sana, statusnya sebagai “high-tide elevation” menjadikannya sebagai fitur geografi yang dapat diklaim sebagai wilayah kedaulatan.
🇨🇳 🇵🇠Ketegangan Terkini: Klaim Tiongkok dan Filipina
Pada pertengahan April 2025, Ketegangan meningkat ketika Penjaga Pantai Tiongkok mengklaim kedaulatan atas Sandy Cay dengan menaikkan bendera Tiongkok di sana. Tindakan ini merupakan klaim pertama Tiongkok atas fitur daratan di kawasan tersebut dalam lebih dari satu dekade .
Tindakan ini memicu pernyataan dari Tiongkok yang menyebut aksi Filipina sebagai “ilegal” dan mengklaim bahwa mereka telah melakukan “verifikasi dan penegakan hukum di lokasi” .
Sandy Cay : Signifikansi Strategis
Meskipun ukurannya kecil, Sandy Cay memiliki signifikansi strategis yang besar. Letaknya yang dekat dengan Pulau Thitu menjadikannya penting dalam konteks pertahanan dan kontrol atas jalur pelayaran internasional di Laut China Selatan. Selain itu, statusnya sebagai fitur yang dapat diklaim sebagai wilayah kedaulatan memberikan potensi untuk memperluas zona ekonomi eksklusif (ZEE) negara yang menguasainya.
Perspektif Internasional
Amerika Serikat menyatakan keprihatinan mendalam atas tindakan Tiongkok yang dianggap dapat merusak stabilitas regional dan melanggar hukum internasional. Sementara itu, ASEAN telah berupaya untuk meredakan ketegangan melalui dialog dan negosiasi, meskipun hasilnya masih terbatas .
Dampak Lingkungan
Selain dampak politik, juga menghadapi tantangan lingkungan. Penilaian dari Filipina menunjukkan bahwa terumbu karang di Sandy Cay dalam kondisi “terdegradasi”, dengan keragaman dan kelimpahan ikan yang rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kombinasi overfishing, dampak perubahan iklim, dan aktivitas pembangunan pulau di wilayah tersebut .
Kesimpulan
Meskipun kecil dan tidak berpenghuni, telah menjadi simbol dari kompleksitas dan sensitivitas sengketa di Laut China Selatan. Tindakan klaim kedaulatan oleh berbagai negara menunjukkan betapa pentingnya kawasan ini dalam konteks geopolitik dan ekonomi regional.
Baca Juga : Minuman Bisa Bersihkan Usus & Hati Menurut Dokter Harvard